Implementasi Algoritma RC6 Untuk Enkripsi SMS Pada
Telepon Selular
Rangga Wisnu Adi Permana - 13504036
1)
1) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if14036@students.if.itb.ac.id
Abstract – Pada tugas akhir ini dibangun suatu perangkat lunak yang dapat berguna untuk meningkatkan
keamanan pesan yang terjadi pada komunikasi melalui SMS. SMS merupakan suatu layanan yang diberikan
oleh telepon selular kepada penggunanya untuk melakukan komunikasi melalui pengiriman pesan singkat
dengan biaya yang murah. SMS sangatlah populer, selain dikarenakan biayanya yang murah, pesan yang
dikirimkan dapat diterima oleh penerima dengan baik dan cepat. Namun komunikasi melalui media SMS ini
bukanlah komunikasi point-to-point, pesan yang dikirimkan melalui media SMS tidak langsung sampai pada
tujuan, melainkan melalui jaringan SMS. Pada jaringan SMS tersebut, keamanan pesan sangatlah terancam
untuk dibaca oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Perangkat lunak yang dibangun meningkatkan
keamanan pesan dengan melakukan enkripsi terhadap pesan yang dikirimkan.
Perangkat lunak yang dibangun menggunakan algoritma RC6 untuk melakukan enkripsi SMS agar keamanan
pesan dapat ditingkatkan. Algoritma RC6 adalah suatu algoritma kunci privat yang dikenal dengan
kesederhanaannya. Algoritma RC6 merupakan algoritma dengan parameter yang dapat bekerja pada panjang
kunci yang beragam. Untuk aspek keamanannya, algoritma RC6 mengutamakan prinsip iterated cipher.
Perangkat lunak yang dibangun menggunakan teknologi J2ME yang dapat ditanamkan pada telepon selular.
Berdasarkan pengujian perangkat lunak yang dilakukan dapat dilihat bahwa perangkat lunak dapat berjalan
dengan baik dan algoritma RC6 dapat diimplementasikan untuk enkripsi SMS pada telepon selular.
Kata Kunci: SMS, RC6, iterated cipher, J2ME, enkripsi, dekripsi
1. PENDAHULUAN
Telepon selular merupakan alat komunikasi yang
sudah dipakai oleh sebagian besar orang di dunia.
Telepon selular menyediakan media komunikasi yang
beragam dan salah satu diantaranya adalah media
SMS (Short Message Service). SMS merupakan suatu
layanan yang memungkinkan pengguna telepon
selular untuk mengirimkan pesan singkat kepada
pengguna telepon selular lainnya dengan cepat dan
dengan biaya yang kecil.
SMS bekerja pada sistem nirkabel. Sistem nirkabel
yang paling populer di dunia adalah GSM (Global
System for Mobile Communication). Komponen yang
digunakan oleh GSM dalam melakukan komunikasi
SMS diantaranya:
a) Mobile Station merupakan perangkat mobile
yang dapat melakukan pengiriman SMS.
b) ESME (External Short Messaging Entities)
merupakan suatu perangkat yang dapat
mengirimkan dan menerima SMS, pada
umumnya menggunakan jaringan Internet.
c) BS (Base Station) menjadi antar muka antar
jaringan komunikasi nirkabel dengan mobile
station.
d) MSC (Mobile Service Switching Center)
merupakan komponen utama pada
komunikasi selular yang melakukan
pengontrolan pertukaran informasi informasi
yang terjadi pada jaringan selular.
e) Register-register yang diantaranya adalah
HLR (Home Location Register) dan VLR
(Visitor Location Register).
f) SMSC (Short Message Service Center)
merupakan tempat di mana SMS disimpan
sebelum dikirimkan ke tujuan.
Untuk lebih jelas mengenai jaringan SMS dapat
dilihat pada Gambar 1 yang di mana interaksi antara
mobile station dan jaringan tersebut adalah melalui
BS.
Gambar 1 Jaringan SMS [ENC05]
Celah keamanan terbesar pada komunikasi SMS
adalah pesan yang dikirimkan akan disimpan pada
SMSC, sehingga apabila terjadi serangan pada SMSC,
maka pesan yang terkirim dapat terbaca. Salah satu
cara menaggulangi celah tersebut adalah dengan
melakukan enkripsi terhadap pesan yang dikirimkan.
Dengan semakin majunya teknologi telepon selular,
implementasi suatu algoritma enkripsi menjadi
mungkin. Algoritma RC6 yang dirancang oleh Ronald
L. Rivest, M.J.B. Robshaw, R. Sidney, dan Y.L. Yin
merupakan salah satu algoritma yang menjadi finalis
kandidat untuk menjadi AES. Walaupun pada
akhirnya algoritma ini tidak menang dalam kompetisi
tersebut, namun algoritma ini cukup diakui
kesederhanaannya sehingga menjadi mungkin
diimplementasikan untuk enkripsi SMS pada telepon
selular.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Struktur Pesan SMS
Struktur pesan pada sebuah paket SMS dapat dilihat
pada Gambar II-1 yang diadopsi dari [CLE03].
Gambar Error! No text of specified style in
document.-1 Struktur Pesan SMS
Pada Gambar II-1 dapat terlihat bahwa pada sebuah
paket pesan SMS terdiri dari header dan body. Header
pesan terdiri dari instruksi-instruksi kepada
komponen-komponen yang bekerja dalam jaringan
SMS. Pada instruksi-instruksi tersebut, terdapat
informasi yang diperlukan selama pengiriman pesan
seperti informasi validitas pesan, dan informasiinformasi
lainnya. Pada bagian message body, terdapat
isi dari pengirim pesan yang akan dikirimkan.
Panjang isi pesan pada sebuah paket SMS berukuran
maksimal 160 karakter, dimana setiap karakter
memiliki panjang 7 bit. Beberapa aplikasi standar
telepon selular dapat mendukung panjang pesan
dengan karakter sepanjang 8 bit (panjang pesan
maksimum 140 karakter) dan karakter yang lebih
panjang lainnya seperti 16 bit, namun karakter
sepanjang 8 bit dan 16 bit ini tidak didukung oleh
semua aplikasi standar telepon selular. Pada umumnya
karakter sepanjang 8 bit dan 7 bit digunakan untuk
menampilkan data seperti gambar dan simbol[PET07].
2.1. Algoritma RC6[RIV98]
Algoritma RC6 adalah suatu algoritma kriptografi
block cipher yang dirancang oleh Ronald L. Rivest,
Matt J.B. Robshaw, Ray Sidney, dan Yuqin Lisa Yin
dari RSA Laboratories. Algoritma ini pada mulanya
dirancang untuk menjadi AES (Advance Encryption
Standard). Algoritma RC6 ini berhasil menjadi finalis
dan menjadi kandidat kuat untuk menjadi AES
walaupun pada akhirnya algoritma ini tidak terpilih
menjadi AES melainkan algoritma rinjdael. Versi 1.1
dari RC6 mulai dipublikasikan pada tahun 1998.
Dasar desain dari algoritma RC6 ini didasarkan pada
pendahulunya yaitu algoritma RC5.
Algoritma RC6 merupakan algoritma dengan
parameter penuh, algoritma RC6 dispesifikasikan
dengan notasi RC6-w/r/b. Dimana w adalah ukuran
dari word dalam bit, karena pada RC6 menggunakan 4
buah register maka word adalah ukuran blok dibagi 4.
r adalah jumlah iterasi, dimana r tidak boleh negatif.
Dan b adalah panjang kunci dalam bytes.
Pembentukan kunci internal yang akan digunakan
pada proses enkripsi dan dekripsi dari algoritma RC6
menggunakan pembentukan kunci internal dari
algoritma RC6. Proses untuk membangun kunci-kunci
internal menggunakan dua buah konstanta yang
disebut dengan “magic constant”. Dua buah magic
constant Pw dan Qw tersebut didefinisikan sebagai
berikut:
Pw = Odd((e-2)2w)………………………………..(2.1)
Qw= Odd(( -1)2w)………………………………..(2.2)
Dimana :
e = 2.7182818284859…(basis dari logaritma natural)
= 1.618022988749…(golden ratio)
Odd (x) adalah integer ganjil terdekat dari x, jika x
genap maka diambil integer ganjil setelah x.
Berikut adalah daftar magic constant pada beberapa
panjang blok dalam heksadesimal:
P16 = b7e1
Q16 = 9e37
P32 = b7e15163
Q32 = 9e3779b9
P64 = b7e151628aed2a6b
Q64 = 9e3779b97f4a7c15
Dengan menggunakan dua buah magic constant
tersebut, pembangunan kunci terdiri dari tiga tahap :
1. Konversi kunci rahasia dari bytes ke words
Dimana c = pembulatan keatas(b/u) dan u =
w/8
2. Inisialisasi array S
3. Mencampurkan L dan S
Algoritma RC6 bekerja dengan empat buah register
A,B,C,D yang masing-masing berukuran w-bit,
register-register tersebut akan diisi oleh plainteks yang
kemudian akan digunakan selama proses enkripsi dan
setelah proses enkripsi berakhir isi dari registerregister
tersebut merupakan cipherteks.
Proses enkripsi dan dekripsi algoritma RC6
menggunakan enam buah operasi dasar:
a+b = penjumlahan integer modulo 2w
a - b=pengurangan integer modulo 2w
a⊕b=operasi bitwise exclusive-or sebesar w-bit words
a*b = perkalian integer modulo 2w
a<<<b=rotasi sejumlah w-bit word ke kiri sebanyak
jumlah yang diberikan oleh least sifnificant lg w
bit dari b
a>>>b=rotasi sejumlah w-bit word ke kanan sebanyak
jumlah yang diberikan oleh least sifnificant lg w
bit dari b
Dimana lg w adalah logaritma basis dua dari w.
Proses enkripsi algoritma RC6 adalah sebagai berikut:
Atau dapat dilihat pada Gambar 2 dengan
f(x)=x*(2x+1).
Prosedure Enkripsi
(Input :Plainteks dalam A,B,C,D
r : integer (jumlah rotasi)
S[0..2r+3] : kunci internal
Output :Cipherteks dalam A,B,C,D)
Kamus
u : integer
t : integer
Algoritma
B B + S[0]
D D + S[1]
for i 1 to r do
t (B * (2B + 1))<<<lg w
u (D * (2D + 1))<<<lg w
A ((A ⊕ t)<<<u) + S[2i]
C ((C ⊕ u)<<<t) + S[2i+ 1]
(A,B,C,D) (B,C,D,A)
endfor
A A + S[2r + 2]
C C + S[2r + 3]
i0
j0
A0
B0
V3*max(c,2r+4)
for index1 to v do
S[i](S[i]+A+B) <<< 3
AS[i]
L[j](L[j]+A+B) <<< (A+B)
BL[j]
i(i+1)mod(2r+4)
j(j+1)mod c
endfor
S[0] Pw
for i0 to 2r+3 do
S[i]S[i-1]+ Qw
endfor
if c=0 then
c1
endif
for ib-1 downto 0 do
L[i/u] (L[i/u]<<<8) +
K[i]
endfor
+
A B C D
XOR <<< f
+
<<<
XOR <<< f
<<<
+ +
+ +
A B C D
Repeat for r rounds
S[0]
S[1]
lg w lg w
S[2i]
S[2r+2] S[2r+3]
S[2i+1]
Gambar 2 Diagram Enkripsi RC6
Proses dekripsi dari algoritma RC6 adalah sebagai
berikut:
Atau dapat dilihat pada Gambar 3 dengan
f(x)=x*(2x+1).
-
A B C D
-
>>>
XOR <<< f
>>>
- -
A B C D
Repeat for r rounds
S[2r+2] S[2r+3]
lg w lg w
S[0]
- -
XOR <<< f
S[1]
S[2i]
S[2i+1]
Gambar 3 Proses Dekripsi RC6
3. ANALISIS MASALAH
3.1. Implementasi Algoritma RC6
Pada tugas akhir ini algoritma RC6 yang
diimplementasikan memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
RC6 –32/r/b
Dimana panjang blok adalah 32 bit dikali 4, jumlah
rotasi akan dapat beragam dan begitu pula dengan
panjang kunci.
Mode yang akan diterapkan pada perangkat lunak
adalah mode ECB, mode ini adalah mode yang paling
sederhana dan sering digunakan. Dalam block cipher
dibutuhkan metode pemrosesan blok dan mode ECB
yang memproses setiap blok secara independen akan
memerlukan jumlah memori yang sedikit dan waktu
pemrosesan yang singkat.
Karakter yang dapat digunakan pada SMS beragam,
sebuah karakter dapat memiliki panjang 7 bit, 8 bit
atau 16 bit, sebuah pesan tidak dapat memiliki
karakter dengan panjang yang beragam, hal ini harus
diperhatikan dalam melakukan perancangan algoritma
enkripsi. Jika panjang karakter yang digunakan
menggunakan panjang 7 bit, maka akan menimbulkan
masalah karena pada algoritma RC6 terdapat “lg w”
dimana merupakan logaritma basis dua dengan w
adalah panjang word, jika yang digunakan kerakter
dengan panjang 7 bit, maka panjang word akan
menjadi kelipatan 7 sehingga tidak akan ditemukan
bilangan bulat dari “lg w”. Atas dasar pertimbangan
tersebut, dalam implementasi yang akan dilakukan
karakter yang akan digunakan adalah karakter
menggunakan karakter dengan panjang 8 bit.
Prosedure Dekripsi
(Input :Cipherteks dalam A,B,C,D
r : integer (jumlah rotasi)
S[0..2r+3] : kunci internal
Output :Plainteks dalam A,B,C,D)
Kamus
u : integer
t : integer
Algoritma
C C - S[2r + 3]
A A - S[2r + 2]
for i r downto 1 do
(A,B,C,D) (D,A,B,C)
u (D * (2D + 1))<<<lg w
t (B * (2B + 1))<<<lg w
C ((C - S[2i+ 1])>>>t) ⊕ u
A ((A - S[2i])>>>u) ⊕ t
endfor
D D - S[1]
B B - S[0]
3.2. Analisis Penerapan Enkripsi SMS
Pada tugas akhir ini, aplikasi yang akan dibangun
merupakan aplikasi pengiriman dan penerimaan pesan
yang berdiri sendiri. Hal tersebut berdasarkan
pertimbangan dimana aplikasi SMS standar tiap jenis
telepon selular tidaklah sama, panjang sebuah karakter
dapat beragam dan kemampuan untuk melakukan
konkatinasi tidak dimiliki oleh semua jenis telepon
selular dan juga tidak semua aplikasi pengiriman SMS
mengirimkan pesan dalam bentuk binary.
Penggunaan nomor port pada sebuah aplikasi
pengiriman dan penerimaan SMS dapat berdiri sendiri
dan tidak mengganggu aplikasi standar yang terdapat
pada telepon selular. Penerimaan pesan akan melalui
nomor port tersebut dan pengiriman pesan akan selalu
ditujukan pada nomor port tersebut. Nomor port yang
digunakan tentunya akan menggunakan nomor port
yang belum digunakan oleh aplikasi-aplikasi standar
pada telepon selular. Pemakaian nomor port ini akan
menyebabkan panjang pesan berkurang karena
informasi nomor port tersebut akan dikirimkan.
Pemakaian nomor port ini juga akan menyebabkan
aplikasi dapat berdiri sendiri namun tidak akan dapat
menerima pesan jika diimplementasikan pada telepon
selular yang menggunakan kartu SIM berjenis CDMA.
Nomor port tersebut dibawa pada UDH (User Data
Header) pada paket data SMS, yang dimana UDH
tersebut tidak terdapat pada paket data SMS pada
CDMA.
Pembangunan aplikasi SMS yang berdiri sendiri akan
memiliki kekurangan dimana aplikasi tidak akan dapat
menerima pesan jika diimplementasikan pada telepon
selular CDMA yang menyebabkan jenis telepon
selular yang dapat digunakan menjadi terbatas pada
telepon selular GSM, namun jika aplikasi yang
dibangun bukan merupakan aplikasi yang berdiri
sendiri atau menggunakan fungsi-fungsi dari aplikasi
standar sebuah telepon selular, maka kompatibilas
aplikasi akan lebih terbatas karena telepon selular
yang dapat digunakan hanya akan terbatas pada
aplikasi standarnya, jika aplikasi standarnya berbeda
maka aplikasi yang dibangun tidak akan dapat
digunakan dan pada umumnya hanya sedikit sekali
jenis telepon selular yang menggunakan aplikasi
standar yang sama. Atas dasar pertimbangan tersebut,
aplikasi yang dibangun akan ditujukan untuk
pengguna GSM.
Dalam implementasi yang akan dilakukan, jika sebuah
pesan telah terenkripsi, maka, dalam pengiriman
pesan, pesan yang dikirim berupa pesan binary yang
terdiri dari byte-byte hasil enkripsi.
3.2. Analisis Dampak Sistem
Berikut adalah hasil analisis dampak aplikasi yang
dibangun:
1. Dampak perangkat lunak terhadap sistem telepon
selular
Perangkat lunak yang akan dibangun akan berdiri
sendiri, oleh karena itu perangkat lunak yang akan
dibangun tidak melakukan komunikasi atau
berinteraksi dengan aplikasi yang sudah terdapat pada
telepon selular. Pada dasarnya, sebuah telepon selular
hanya memiliki sebuah saluran untuk melakukan
pengiriman SMS, oleh karena itu ketika perangkat
lunak yang akan dibangun sedang melakukan
pengiriman SMS, maka selama pengiriman tersebut,
aplikasi SMS lain tidak dapat melakukan pengiriman
SMS, begitu pula sebaliknya. Hal yang sama terjadi
juga pada penerimaan SMS, walaupun menggunakan
nomor port, namun pada dasarnya saluran penerimaan
SMS pada telepon selular hanya satu, nomor port
tersebut hanya digunakan untuk menandai aplikasi
yang akan menerima pesan. SMS yang dikirimkan
oleh perangkat lunak yang akan dibangun akan
diterima oleh perangkat lunak yang sama, jika telepon
selular yang dituju tidak memiliki perangkat lunak
tersebut, maka SMS akan masuk ke dalam aplikasi
SMS standar yang dimiliki oleh telepon selular
tersebut.
2. Dampak keamanan oleh perangkat lunak
Dengan dienkripsinya SMS yang dikirimkan, maka
serangan berjenis man-in-the-middle attack yang
terjadi ketika pesan berada pada jaringan SMS dapat
dihindarkan. SMS yang dikirimkan oleh pengirim
akan berhenti pada jaringan SMS seperti MSC, pada
saat ini, penyerang dapat melihat pesan yang
dikirmkan, penyerang akan mudah memilih pesan
untuk dibaca, karena nomor pengirim akan terdapat
pada pesan yang dikirimkan, namun dengan
dienkripsinya isi pesan, penyerang tidak dapat
membaca pesan tersebut. Kerahasiaan pun akan
terjaga apabila terjadi salah kirim, karena tanpa
masukkan kunci yang benar pesan tidak akan terbaca.
3. Perbandingan dengan aplikasi SMS standard
Jika dibandingkan dengan aplikasi SMS standar,
perangkat lunak yang akan dibangun akan
memberikan keuntungan berupa keamanan. Pesan
yang dikirimkan oleh perangkat lunak yang akan
dibangun akan terenkripsi sehingga sulit untuk dibaca.
Namun perangkat lunak yang akan dibangun akan
memiliki kekurangan yaitu, pesan akan cenderung
membesar, ada kemungkinan sebuah pesan berubah
menjadi dua buah pesan setelah dienkripsi.
3.3. Implementasi
Dalam melakukan implementasi, penulis
menggunakan bahasa pemrograman java, dengan
lingkungan pembangunan sebagai berikut :
Perangkat komputer yang digunakan untuk melakukan
implementasi memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Prosessor Intel Core Duo 1.8 GHz
2. RAM 1 GB
3. Hard Disk 80 GB
4. Perangkat masukkan keyboard dan tetikus
5. Perangkat keluaran monitor
Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam
melakukan implementasi adalah sebagai berikut:
1. Sistem operasi Windows XP Service Pack 2
2. Netbeans IDE 6.0.1
3. Mobility pack for Netbeans IDE
4. Sun Java Wireless Toll Kit 2.5.2
Pada tugas akhir ini, perangkat lunak yang dibangun
memiliki batasan sebagai berikut:
1. Perangkat lunak tidak dapat melakukan akses
ke memory di dalam kartu SIM.
2. Perangkat lunak yang dibangun dapat
dijalankan pada telepon selular yang dapat
mendukung aplikasi berbasis java dengan
spesifikasi MIDP 2.0 dan CLDC 1.1
menggunakan kartu GSM.
3.PENGUJIAN
Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian
yaitu pengujian performansi perangkat lunak,
pengujian enkripsi dan dekripsi, dan pengujian
pengiriman dan penerimaan pesan. Pengujian ini
dilakukan pada telepon selular Nokia 9300i yang
memiliki memory internal 80 MB dan memory card
128 MB.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, hasil dari
pengujian fitur enkripsi dan dekripsi perangkat lunak
pada lingkungan telepon selular berjalan dengan
cukup cepat. Semakin besar jumlah rotasi yang
digunakan, waktu yang diperlukan untuk enkripsi dan
dekripsi cenderung semakin besar.
Keamanan dapat terjaga terbukti jika kunci yang
dimasukkan salah atau nomor tujuan tidak memiliki
aplikasi untuk dekripsi, maka pesan terenkripsi yang
diterima tidak akan dimengerti maksudnya.
Melalui hasil pengujian yang dilakukan pada telepon
selular, dapat terlihat bahwa perangkat lunak berjalan
dengan baik dan jika nomor tujuan menggunakan
perangkat lunak yang sama, pesan dapat disampaikan
dengan baik, dapat diketahui bahwa implementasi
algoritma RC6 untuk komunikasi melalui media SMS
dapat direalisasikan dengan baik.
4. KESIMPULAN
Dari keseluruhan isi makalah ini, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebuah perangkat lunak yang
mengimplementasikan suatu algoritma
kriptografi kunci privat untuk enkripsi SMS
telah berhasil dibangun. Perangkat lunak
yang dibangun tersebut dapat melakukan
pengiriman pesan dan penerimaan pesan
terenkripsi tersebut dengan baik. Perangkat
lunak tersebut menggunakan algoritma RC6
untuk enkripi SMS. Perangkat lunak tersebut
dapat ditanamkan pada telepon selular dan
dibangun dengan menggunakan bahasa
pemrograman java.
2. Penerapan algoritma kunci privat untuk
enkripsi SMS pada telepon selular dapat
meningkatkan keamanan. Pesan yang
terenkripsi tidak akan dapat dibaca jika tidak
didekripsi dengan menggunakan kunci yang
benar, sehingga orang yang tidak mengetahui
kunci yang sebenenarnya tidak dapat
membaca pesan yang dikirimkan.
3. Algoritma RC6 dapat diimplementasikan
dengan baik untuk melakukan enkripsi SMS
yang bekerja pada jaringan GSM dengan
mengirimkan pesan yang berbentuk binary.
4. Kekurangan dari implementasi algoritma
RC6 untuk enkripsi SMS adalah pesan yang
dikirimkan menjadi lebih besar karena harus
bekerja pada 8 bit dan dibutuhkan padding
untuk memenuhi panjang blok.
5. Semakin besar jumlah rotasi pada algoritma
RC6, maka tingkat keamanan akan semakin
baik, namun waktu yang diperlukan untuk
melakukan enkripsi dan dekripsi akan
semakin besar.
5. SARAN
1. Agar pesan terenkripsi yang dikirimkan
memiliki panjang pesan yang sama dengan
plainteks yang ditulis oleh pengirim,
sebaiknya diterapkan sebuah algoritma
kompresi untuk melakukan kompresi pesan
sehingga.
2. Algoritma enkripsi yang diterapkan
sebaiknya dapat menangani panjang karakter
yang memiliki panjang 7 bit untuk
melakukan enkripsi SMS. Pada dasarnya
panjang karakter pada SMS adalah 7 bit oleh
karena itu agar SMS yang dikirimkan tidak
mengalami penambahan panjang sebaiknya
digunakan suatu algoritma enkripsi yang
mampu menangani karakter sepanjang 7 bit.
DAFTAR PUSTAKA
[ENC05] Enck, William., Patrick Traynor, Patrick
McDaniel, Thomas La Porta. (2005).
Exploiting Open Functionality in SMSCapable
Cellular Networks.
http://www.smsanalysis.org diakses pada
Oktober 2007.
[HAL07] Halim, Abdul. (2007) Penerapan Kriptografi
Kunci-Simetri dan Asimetri untuk
Mengamankan Multimedia Messaging
Service (MMS). Tugas Akhir Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung.
[KHA05] Khan, Atique Ahmed. (2005). Security &
Vulnerability Analysis of Wireless
Messaging Protocols & Application.
http://www.securitydocs.com diakses pada
Oktober 2007.
[MOU92] Mouly, Michel., Marie-Bernadette Pautet.
(1992). The GSM System for Mobile
Communication.
[NEC00] Nechvatal, James., Elaine Barker, Lawrence
Bassham, William Burr, Morris Dworkin,
James Foti, Edward Roback (2000) Report
on the Development of the Advanced
Encryption Standard (AES).
http://csrc.nist.gov diakses pada Oktober
2007.
[CLE03] Clements.T. (2003). SMS–Short but Sweet.
Sun Microsystems:
http://developers.sun.com/techtopics/mobilit
y/midp/articles/sms/ diakses pada Oktober
2007.
[JSR02] JSR 120 Expert Group. (2002). Wireless
Messaging API (WMA) for Java TM 2 Micro
Edition Reference Implementation. Sun
Microsystem Inc.
[MEN96] Menezes, A., P. van Oorschot, and S.
Vanstone.(1996) Handbook of Applied
Cryptography, CRC Press:
http://www.cacr.math.uwaterloo.ca/hac
[MUN06] Munir, Rinaldi. (2006). Diktat Kuliah
IF5054 Kriptografi. Bandung.
[PET07] Pettersson, Lars. SMS Message and The
PDU Format:
http://www.dreamfabric.com/sms/ diakses
pada bulan November 2007.
[RIV98] Rivest, L. Ronald., M.J.B. Robshaw., R.
Sidney., Y.L. Yin. (1998) The RC6TM Block
Cipher. http://rsa.com diakses pada Oktober
2007.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "jurnal"
Posting Komentar